Hari/Tanggal : Rabu, 24 September 2025
Tema Khotbah : “Yesus: Firman yang Kekal dan Ilahi”
Nats Bacaan : Yohanes 1:1–2
Tujuan Khotbah:
Pendahuluan:
Injil Yohanes dimulai dengan pernyataan yang mendalam tentang identitas Yesus. Berbeda dengan Injil-injil sinoptik yang memulai dengan silsilah atau kelahiran Yesus, Yohanes langsung menekankan keilahian dan kekekalan-Nya. Ayat-ayat ini mengajak kita untuk merenungkan siapa Yesus sebenarnya dan apa artinya bagi kita.
Penjelasan Teks:
Frasa “Pada mulanya” (Yunani: en archē) menggemakan Kejadian 1:1, menandakan bahwa Yesus, sebagai Firman (Logos), telah ada sebelum segala sesuatu diciptakan. Ini menegaskan bahwa Yesus bukan ciptaan, melainkan eksis dari kekekalan bersama Allah. Sebagaimana dijelaskan dalam tafsiran Alkitab SABDA, “Dalam ayat yang pertama tiga hal dikatakan mengenai Firman. Pertama, seperti apa yang dijelaskan di atas, Pada mulanya adalah Firman.”
Pernyataan ini menunjukkan bahwa Yesus memiliki kepribadian yang berbeda dari Allah Bapa, namun berada dalam persekutuan yang kekal dengan-Nya. Ini menegaskan doktrin Trinitas, di mana Yesus adalah Pribadi kedua yang bersama-sama dengan Allah Bapa sejak kekekalan. Seperti yang dijelaskan dalam tafsiran Alkitab SABDA, “Yang kedua adalah bahwa Firman itu bersama-sama dengan Allah. Ini berarti bahwa Firman memiliki kepribadian yang lain dari Allah Bapa, tetapi Firman dan Allah Bapa bersekutu bersama-sama.”
Yohanes menegaskan bahwa Firman itu adalah Allah, bukan sekadar ilahi atau mirip Allah. Ini berarti bahwa Yesus memiliki hakikat yang sama dengan Allah Bapa. Dalam tafsiran Alkitab SABDA disebutkan, “Hal yang ketiga yang dikatakan mengenai Firman adalah bahwa Firman itu adalah Allah. Yohanes tidak mengatakan bahwa Allah adalah Firman itu… Yang dia katakan adalah bahwa Dia, yang sudah berada dengan Allah Bapa sejak semula, adalah Allah.”
Ayat 2 mengulangi dan menegaskan kembali bahwa Yesus, sebagai Firman, telah ada bersama-sama dengan Allah sejak kekekalan. Ini menekankan bahwa keberadaan dan persekutuan Yesus dengan Allah Bapa bukanlah sesuatu yang baru, melainkan telah ada sejak semula. Sebagaimana dijelaskan dalam tafsiran Alkitab SABDA, “Dalam ayat ini apa yang sudah dikatakan oleh Yohanes diulangi untuk menekankan bahwa sejak semula – ataupun sebelum semula – Firman itu, yang Allah adanya, bersekutu dengan Allah Bapa.
“…dan Firman itu bersama-sama dengan Allah…” Pernyataan ini menunjukkan hubungan yang intim antara Yesus dan Allah Bapa. Mereka adalah pribadi yang berbeda namun memiliki hubungan yang erat dan kekal.
Dalam Yohanes 1:1b, frasa “Firman itu bersama-sama dengan Allah” menyoroti hubungan yang mendalam antara Yesus Kristus (Firman) dan Allah Bapa. Frasa ini berasal dari bahasa Yunani “pros ton Theon,” yang secara harfiah berarti “menghadap kepada Allah,” menunjukkan kedekatan dan persekutuan yang intim antara Firman dan Allah. Ini menegaskan bahwa Yesus memiliki kepribadian yang berbeda dari Allah Bapa, namun berada dalam hubungan yang erat dan kekal dengan-Nya.
Sebagaimana dijelaskan dalam tafsiran Alkitab SABDA, “Firman memiliki kepribadian yang lain dari Allah Bapa, tetapi Firman dan Allah Bapa bersekutu bersama-sama” . Ini menegaskan bahwa Yesus bukan hanya sekadar utusan atau ciptaan, tetapi adalah Allah sendiri yang bersekutu dengan Bapa dalam kekekalan.
Lebih lanjut, dalam 1 Yohanes 1:3, Rasul Yohanes menulis, “Persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.” Ini menunjukkan bahwa persekutuan antara Yesus dan Allah Bapa menjadi dasar bagi persekutuan kita sebagai orang percaya dengan Allah. Melalui Yesus, kita diundang untuk masuk dalam hubungan yang intim dan kekal dengan Allah.
Dengan memahami bahwa Yesus bersekutu dengan Allah Bapa sejak kekekalan, kita diajak untuk mengenal dan menyembah-Nya sebagai Allah yang sejati. Ini menjadi dasar iman Kristen dan mengajak kita untuk hidup dalam hubungan yang erat dengan Allah melalui Yesus Kristus.
“…dan Firman itu adalah Allah.” Ini adalah deklarasi eksplisit tentang keilahian Yesus. Dia bukan sekadar utusan atau nabi, tetapi Allah itu sendiri yang menjadi manusia.
Dalam Yohanes 1:1, pernyataan “Firman itu adalah Allah” menegaskan keilahian Yesus Kristus secara eksplisit. Frasa ini berasal dari bahasa Yunani “kai Theos ēn ho Logos,” yang secara harfiah berarti “dan Allah adalah Firman.” Struktur kalimat ini menunjukkan bahwa Firman (Yesus) memiliki hakikat yang sama dengan Allah, namun tetap sebagai pribadi yang berbeda dari Allah Bapa.

Beri Komentar